Sejarah Dakwah; Tinjauan Dakwah Nabi dan Rasul Allah Swt

Pendahuluan
Sebelum lebih jauh membahas tentang sejarah dakwah para nabi dan rasul Allah Swt, sedikit akan dikemukakan pembahasan sebelumnya yaitu fiqh dakwah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa fiqh dakwah adalah menelusuri dan mendalami Sejarah Dakwah, sebab-sebab berdakwah, Rukun-rukun Dakwah, Tujuan yang hendak dicapai, methode dan sarana yang dipergunakan, dan menilai hasil-hasil yang telah dicapai. Keseluruhannya harus difahami secara benar oleh setiap mukmin, sehingga mereka diharapkan mampu menjalankan kewajiban ini secara maksimal. Tentunya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
Berkaitan dengan pemahaman tentang fiqh dakwah di atas, maka perlu kiranya dibahas tentang sejarah dakwah. Pemahaman sejarah dakwah pada pembahasan kali ini adalah untuk mengetahui proses awal dan sejak kapan dakwah itu diwajibkan atas setiap muslim.

Akar Misi Dakwah
Misi dakwah dalam pengertian mengajak kepada jalan Allah Swt atau menyeru kepada ketaatan kepada Khalik, sesungguhnya sudah ada sejak adanya manusia di muka bumi ini. Paling tidak bisa dilihat dari proses awal penciptaan Adam sebagai Dai pertama Allah Swt di muka bumi.
Mengenai hal ini, Allah Swt telah mengabadikan sejarahnya dalam Al-quran dalam surat al-Baqarah ayat 33 yang berbunyi :

“Allah Swt berfirman; Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini” (QS. Al-Baqarah: 33)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman:
“kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah Swt menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Swt Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah: 37)
Pada surat Al-Baqarah ayat 37 terdapat kalimat “beberapa kalimat” yang diterima Adam, dalam hal ini ada beberapa penafsiran dari para ulama, diantaranya menyatakan bahwa kalimat tersebut mengandung makna Amanat yang ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung. Sebahagian yang lain menyatakan bahwa itu adalah kata-kata taubat dari Adam “Tuhan kami, sesungguhnya kami telah berlaku zalim terhadap diri kami sendiri”.
Lebih jauh dapat dilihat dalam al-quran ayat-ayat yang berbicara tentang Adam, di antaranya dalam QS. Thaha: 115, Qs. Thaha 117. semua ayat-ayat tersebut mengandung pemahaman bahwa Allah Swt telah menggariskan halal dan haram, dan ketaatan kepada Allah Swt. Hal ini berarti bahwa adam sebagai Bapak Manusia juga mengemban titah kenabian, oleh karena itulah maka dikatakan bahwa awal mulanya Misi Dakwah sudah ada sejak adanya Adam.

Akar Dakwah Para Nabi dan Rasul Allah Swt dalam Al-Quran.
Nabi dan Rasul adalah manusia terpilih yang ditentukan oleh Allah Swt dan dijadikan penyeru oleh Allah Swt bagi manusia untuk tunduk dan patuh terhadap-Nya. Semua hal itu tidaklah diragukan bagi mereka yang beriman, dan juga tidak diragukan lagi bagi mereka yang mengetahui sejarah manusia di atas muka bumi ini dengan benar.
Misi dakwah yang dibawa oleh para nabi dan rasul pada prinsipnya terbagi pada dua hal utama, yaitu:
a. Dakwah kepada umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Swt sebagai mana yang telah ditentukan oleh syariat
b. Dan dakwah kepada umat manusia untuk meninggalkan beribadah kepada selain Allah Swt atau meninggalkan segala pelanggaran dan pembangkangan terhadap syariat Allah Swt
Al-quran telah banyak bercerita tentang para nabi dan rasul, di dalamnya ditegaskan bahwa mereka adalah juru dakwah kepada Allah Swt, bahkan juga dijelaskan pula jangkauan dan segala sarana yang dipergunakan dalam berdakwah tersebut.
Demikian juga halnya dengan para Rasul, Allah Swt mengutus mereka sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam al-quran:

“(mereka Kami utus} selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah Swt sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nisa’: 165)

Dakwah Ulul Azmi; Nabi Nuh As
Dalam fakta sejarah dakwah banyak terdapat tokoh-tokoh yang sangat cemerlang, dimana hal itu di kukuhkan dalam al-quran yang menegaskan mereka sebagai “ulul Azmi” di antara para Rasul, yaitu; Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad Saw.
Mereka adalah para rasul yang telah diukir nama besarnya dalam sejarah dakwah dan mereka juga dijadikan tokoh teladan dalam gerakan dakwah. Oleh karena itu perlu diketahui bagaiman missi dakwah yang mereka lakukan ketika itu.
Pada tulisan ini tidak akan dibahas secara terperinci bagaimana perjuangan nabi Nuh As dalam mengemban misi dakwah, namun yang perlu diketahui adalah bagaimana keistimewaan beliau dalam menyeru umat kejalan Allah Swt.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh As adalah menyeru manusia untuk beriman kepada Allah Swt, dan penolakannya terhadap patung-patung yang dibuat sebagai sesembahan oleh kaumnya, perjuangan ini berlangsung kurang lebih 950 tahun lamanya, dan hal yang paling mengejutkan adalah proses lama perjuangan itu hanya menghasilkan sedikit sekali umat yang tunduk hanya kepada Allah Swt. Sebahagian yang lain larut dalam kemaksiatan dan tenggelam dalam kebathilan.
Bilangan yang sedikit beriman tersebut diselamatkan oleh Allah swt di kapal nabi Nuh, sementara yang lainnya ditenggelamkan-Nya. Hal ini terjadi karena kekafiran yang mereka lakukan, dan nabi Nuh berdoa kepada Allah agar bumi dibersihkan dari orang-orang kafir, khawatir akan kebathilan yang telah dilakukan umatnya akan melahirkan kebatilan-kebatilan berikutnya. Doa nabi Nuh As ini diabadikan dalam QS. Nuh: 26-27.
Kecemerlangan dakwah nabi Nuh As bisa dijadikan mercusuar bagi para dai untuk melakukan misi dakwah dan memetik hikmanya, diantara pelakjaran tersebut adalah:
1. Pentingnya kesungguhan dalam menyampaikan dakwah berjuang secara total, mengerahkan segala daya upaya, meskipun banyak rintangan yang dihadapi. Oleh karena itu, dalam berdakwah tidak boleh putus asa, bosan atau menyerah. (Qs. Hud: 36)
2. Pentingnya variasi dakwah dengan jurus yang berbeda, dalam al-quran diterangkan variasi dakwah nabi Nuh As, semula secara diam-diam, kemudian juga terang-terangan. (QS. Nuh: 5-9, lihat juga surat Nuh secara keseluruhan)
3. Pentingnya berdialog dan bila perlu berdebat, agar objek dakwah mampu memahami karunia Allah yang Maha Besar. (QS. Hud: 32-33)
4. Tidak perlu terlalu menghitung dengan target tertentu, sebab keberhasilan menyeru manusia kejalan Allah Swt juga ditentukan oleh faktor X, yaitu kehendak Allah Swt. Keberhasilan dakwah bukan kuantitas semata, tetapi kualitas lebih penting.
5. Kebenaran akan mendapatkan perlawanan dari kebathilan, kebenaran akan selalu dilecehkan oleh penganggum kebatilan. (QS. Saba’: 34)
6. Peran dakwah yang dilakukan oleh seseorang akan mendapatkan ujian dari Allah Swt, kadang ujian itu mengenai orang yang paling dekat. Dalam kisah Nuh dapat dilihat ujian itu dari orang yang paling dicintainya. Jika itu terjadi, maka da’I harus bersabar dan bertawakkal, dan tidak boleh menyerah.

13 tanggapan untuk “Sejarah Dakwah; Tinjauan Dakwah Nabi dan Rasul Allah Swt”

Tinggalkan komentar