Salam, Tradisi Islam yang Terabaikan

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ َرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Dalam kesempatan yang baik ini, marilah senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dengan cara melatih diri sendiri, lingkungan dan kemudian masyarakat dari kecenderungan hawa nafsu ke arah negatif. Sehingga kita dapat memenuhi tugas hidup kita sebagai “KHOIRO UMMAH” dalam rangka melaksanakan segala perintah Allah Swt, menjauhi larangan–Nya dan senantiasa ta’at kepada Rasulullah SAW. mengikuti jejak hidup dan petunjuknya.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Allah menjanjikan pahala dan ‘iming-imingan’ yang tak ternilai harganya kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang mau beribadah kepada-Nya semata sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya Muhammad Saw. Sebagai motivasi agar selalu semangat, istiqomah dan ‘fastibiqul khairat’ (berlomba-lomba dalam kebaikan dan ibadah kepada-Nya). Allah Swt berfirman dalam banyak ayat-Nya di antaranya,
أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ اْلعَامِلِينَ
“Mereka (orang-orang yang bertaqwa) itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”. (QS. Ali’Imran: 136)
َوأَنَّ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. (QS. an-Najm: 39-41)
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Dengan ini saja banyak manusia yang masih tetap bermalas-malasan, enggan dan mengabaikan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala.
Kalau kita mau menyadari betapa banyak pahala-pahala Allah yang tersedia setiap harinya untuk kita raih, tapi justru sering kita remehkan dan abaikan. Dari semenjak kita terjaga dari tidur hingga sampai tidur kembali, semuanya terdapat pahala yang terhampar tak terhitung banyaknya. Tentunya dengan catatan, kalau semuanya kita jalani sesuai dengan prosedur ‘Mudabbirul Umur’.
Kita ambil contoh yang sangat sederhana sekali dari pahala-pahala yang terabaikan setiap harinya adalah tradisi dan ibadah menebarkan salam ‘Assalamu’alaikum’ yang menjadi tema khutbah kita kali ini. Saat ini hampir hilang ditinggalkan oleh sebagian umat islam.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Tidak sedikit di antara kita umat islam yang merasa minder dan malu kalau harus menyapa dengan mengucapkan salam ‘Assalamu’alaikum’ ketika bertemu saudaranya, dan lebih bangga kalau dapat menyapa dengan sapaan ‘ala barat’ atau sapaan yang lainnya, seperti: hallo; hai; selamat pagi; selamat siang; selamat sore; selamat malam; dan lain sebagainya. Juga ketika mendatangi rumah sanak-saudara atau bertamu ke salah satu rumah teman, terasa berat rasanya kalau memulainya dengan mengucapkan salam dan anehnya seakan lebih afdhol atau lebih ‘sreg’ kalau dengan ucapan selainnya, seperti: permisi atau hanya sekedar mengetuk pintu rumah atau lebih parah dari itu masuk tanpa permisi dan basa basi. Sungguh menyedihkan, padahal Allah Swt berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتىَّ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat”. (QS. an-Nur: 27)
Rasulullah Saw bersabda,
حَقُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ سِتٌّ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ (رواه مسلم)
“Hak seorang muslim atas saudaranya yang muslim ada enam: apabila kamu bertermu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya…”(HR. Muslim)
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Perlu kita ketahui bahwa mengucapkan salam ‘Assalamu’alaikum’ dalam Islam bukan hanya sekedar sapaan belaka, tetapi lebih mulia dari itu. Ia merupakan bagian dari ibadah kepada Allah Swt, yang jelas punya nilai dan pahala yang besar di sisi-Nya. Karena ucapan salam itu adalah doa. Sedangkan doa itu sendiri merupakan inti ibadah dan diberikan pahala bagi siapa yang mengucapkannya.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Salam juga merupakan amalan dan tradisi (sunnah) para Rasul-rasul Allah dan para malaikat-Nya. Seperti tergambar dari hadits Nabi Saw.
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ النَّفَرِ مِنَ الْمَلَائِكَةِ جُلُوسٌ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ فَإِنَّهَا تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَقَالُوا السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ (متفق عليه)
“Tatkala Allah menciptakan Nabi Adam As, Dia berfirman, “Pergilah!! Dan ucapkanlah salam kepada para Malaikat yang sedang duduk, lalu perhatikanlah apa yang mereka akan jawab, sesungguhnya jawaban (para malaikat itu) adalah salam (penghormatan)mu dan anak keturunanmu. Maka Nabi Adam As berkata, “Assalamu’alaikum”, lalu mereka (para malaikat) menjawab, “Assalamu’alaika wa Rahmatullah”. Mereka menambahkan: “Warahmatullah”. (Muttafaq’alaih)
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Dan tidak diragukan lagi, salam juga merupakan ajaran dan amalan Rasulullah Saw dan para shahabat.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرو بْنِِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ (متفق عليه)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin al’Ash bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw, “ajaran Islam yang manakah yang paling baik”? Beliau menjawab, “Kamu memberi makan (orang yang membutuhkannya), dan kamu mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”. (Muttafaq’alaih).
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMUKUMULLAH!!!
Mudah-mudahan pada masa yang akan datang, kita bisa menebarkan salam dengan ucapan “Assalamualaikum” di antara kita. Amin
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

2 tanggapan untuk “Salam, Tradisi Islam yang Terabaikan”

  1. Tradisi salam adalah satu diantara sekian banyak sisi-sisi Al-Qur’an yang terlupakan.Tapi ada yang menyebabkan sebagian umat Islam hanya ikut skenario yang manis orang yang ingin menghancurkan kejayaan Islam. Tolong om bahas tentang Qadyiyatul Ummah, sehingga Islam tidak seperti rumah yang ditinggalkan dipenuhi lumut dan rumput tak terurus.Mereka tahu tapi tak mau tahu.

Tinggalkan komentar